Akhir-akhir ini konflik pelayanan medis antara dokter denga pasien sering terjadi, bahkan dari beberapa konflik tersebut melibatkan rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan, tempat dokter tersebut mengabdikan turut digugat. Sebenarnya, pandangan masyarakat pada profesi medis adalah tanda bahwa sebagian masyarakat tidak puas dengan pelayanan medis dan pengabdian profesi medis dalam masyarakat. Umumnya, pasien dan keluarganya tidak puas dengan pelayanan medis karena harapan mereka tidak dapat dipenuhi oleh dokter. Dengan kata laian terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diterima oleh pasien.
Bila perubahan karakteristik dokter sebagai pemberi pelayanan dan perubahan masyarakat sebagai pengguna layanan medis tidak diikuti dengan peningkatan komunikasi antara keduanya, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan konflik diantara mereka.
Penelitian ini menggunakan gabungan antara pendekatan doktrinal dan non-doktrinal. Penelitian ini dilakukan di Semarang, Indonesia.
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar konflik antara dokter dan psien disebabkan perbedaan persepsi dan masalah komuniskasi dalam upaya pelayanan medis, menimbang sifat perikatan antara dokter dengan pasien adalah ispanningsverbintenis. Banyak orang tidak mengerti bahwa terdapat factor lain diluar kendali dokter yang dapat mempengaruhi hasil upaya medis, seperti stadium penyakit, kondisi fisik, imunitas tubuh, kualitas obat dan ketaatan pasien terhadap anjuran dokter, sehingga hasil upaya medis penuh ketidakpastian dan tidak bisa diukur. Konflik antara dokter dan pasien tidak selalu bisa dianggap sebagai malpraktek tetapi sebagian besar terjadi karena perbedaan konsel dalam komunikasi antara dokter dan pasien.

Kata kunci : Konflik pelayanan medis, dokter, pasien, rumah sakit.